Piala Merdeka

Teruslah mendaki

Ketika hampir tidak ada lagi

Tanah datar tempat kau menapakkan kaki

Teruslah mencari

Ketika sekujur tubuh letih

Harapan hilang tak tergapai kembali

Teruslah berbesar hati

Ketika kerikil kecil membuatmu terhempas lunglai

Batu-batu bertubi menimpamu tertindih lagi

dan keraguan nyaris membuatmu mati berdiri

Teruslah bersaksi

Pada seribu talenta yang Tuhan b’ri, mengapa cuma satu terpakai?

Sekalipun penjara masa lalu mengoyakmu telanjangi jati diri

Masa silam bukan harga mati

Mendakilah… carilah… berharap dan percaya, jadilah saksi!

Ketika semangat membakar hati memberi diri sejati

Sebab jika bukan kau yang menangkap hari

Siapakah masih punya peduli?

Di dukamu, di lara yang menantang janji

Piala merdeka menanti terisi kembali.

Jakarta, 2010

Leave a comment